Pada tanggal 2 Oktober 2009 Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa
atau UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal
dari Indonesia. Batik dinilai sebagai ikon budaya yang memiliki keunikan
dan filosofi mendalam, serta mencakup siklus kehidupan manusia,
sehingga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari kemanusiaan.
keindahan kasat mata dari batik dapat
dinikmati dari pada bentuk, komposisi ornamen dan warna yang dihasilkan
serta dari kecermatan, ketelitian dan penjiwaan dalam proses
pembuatannya. Secara makna keindahan batik dapat dilihat dari cerminan
kearifan budaya pada masanya. Sebagai salah satu produk warisan budaya,
penelusuran tentang sejarah, makna dari batik baik yang secara lisan
dituturkan turun temurun maupun secara tertulis sangat menarik untuk
dilakukan, dipelajari dan dilestarikan.
Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang
batik bagi masyarakat umum sebagai bagian dari upaya pelestarian batik,
pada 12 juni-17 juni 2010 lalu paguyupan pecinta batik ‘Sekar jagad’
menyelenggarakan pameran batik beretajuk “Batik Riwayatmu Doeloe, Kini
dan Esok” di Taman Budaya Yogyakarta.
Dalam pameran tersebut selain dipajang
berbagai motif batik, juga disajikan batik-batik yang digunakan dalam
rangkaian daur kehidupan manusia mulai dari dalam kandungan, lahir,
tumbuh, menikah hingga mati.
Batik dalam Upacara Mitoni
Disaat usia kehamilan pertama seorang ibu
sudah berusia tujuh bulan, diadakan upacara mitoni dengan harapan agar
sang bayi nantinya lahir dengan selamat, lancar dan dalam tumbuh
kembangnya menjadi manusia yang baik, berbudi luhur dan bertakwa kepada
Tuhan YME, bermanfaat bagi sesama dan alam lingkungannya. batik yang
digunakan dalam acara mitoni antara lain batik sidomukti, sida asih,
sida luhur, sida mulya, sida dadi, babon angrem/babon ngubluk, wakyu
tumurun, naga sari, grompol dan semen rama.
Batik untuk Kopohan, Gendongan, Emban-emban
Kopohan berasal dari kata kopoh yang
berarti basah kuyub. batik dalam kopohan digunakan sebagak alas saat
bayi lahir dari rahim ibunya. dikemudian hari, bila anak sakit atau
rewel, kain tersebut digunakan untuk menggendong dengan harapan agar
sehat kembali. motof kain kopohan antara lain kawung, parang, truntum
dan cakar. Sedangkan untuk menggendong placenta yang sudah diletakkan
dalam kendhil sebelum dikubur atau dilarung menggunakan batik motif
parang rusak (lingkungan keraton), sida mukti, semen rama, sida luhur,
dan wahyu tumurun. Batik untuk emban-emban atau menggendong bayi antara
lain bermotif kawung, truntum, parang, semen sawat manah, sisik buntal,
panji puro atau slimun.
Batik untuk acara tetesan, taraban dan Khitan
Tetesan (khitan untuk anak perempuan)
dan khitan menggunakan batik bermotif kecil dan melambangkan kesegaran
dan harapan menjadi orang yang berkepribadian baik, bahagia antara lain
parang pamor dan parangkusumo. Untuk upacara taraban (pertama kali
mendapatkan haid) setelah gadis melakukan siraman, mengenakan batik
motif parang cantel atau parang kusuma.
Perkawinan
Acara perkawinan dimulai dengana cara
melamar yang dilakukan oleh keluarga laki-laki mengenakan motif parang,
lambang ketajaman rasa dan pikir. semen latar putih lambang kebaikan dan
batik bermotif ceplok. setelah lamaran diterima dilakukan peningsetan
sebagai tanda ikatan suami istri digunakan batik motif satriya manah
untuk laki-laki dan semen rante untuk perempuan.
sehari sebelum pernikahan diadakan upacara
siraman dan malamnya midodareni . pada saat siraman digunakan batik
motif wahyu tumurun, cakar , grompol. Sedangkan pada midodareni
digunakan batik dengan motif semen rama, satria wibawa, truntum, wahyu
tumurun. pada acara akad nikah dan panggih dikenakan batik dengan motif
sida mulya, sidamukti, sida luhur, sida asih, bouket.
Batik dalam kematian.
ketika seorang jawa meninggal, sebelum
dimakamkan, jenazah dilurupi/ditutup menggunakan batik kesayangan
almarhum atau motif kawung (simbol balik ke alam suwung=kembali ke alam
kesunyian) atau slobog ( dari kata lobok atau longgar) dengan harapan
orang yang meninggal mempunyai kelapangan dan tidak menemui halangan
ketika menghadap Sang Khalik.
Setelah mempelajari sedikit tentang batik
dalam kehidupan manusia, rasanya tak heran bila batik menjadi warisan
budaya bangsa yang harus dilestarikan. tetepi seiring perkembangan jaman
dan kemajuan teknologi, saat ini disamping batik tulis yang memang
dibuat dengan tangan (hand made) berkembang pula batik cap dan batik
printing. Menurut Guide yang saya temui selama pameran batik mengatakan
batik yang diakui oleh Unesco adalah batik Tulis dan Batik Cap, apabila
dikemudian hari batik tulis tidak dilestarikan dan digantikan dengan
tekstil potif batik yang dibuat melalui printing, maka bukan tidak
mungkin pengukuhan UNESCO akan dicabut. Untuk itu dituntut kejelian
pemakai batik, jangan sembarang memakai batik, tetapi usahakan
menggunakan batik tulis atau minimal menggunakan batik cap. untuk
membedakannya, batik tulis mempunyai goresan halus, bila dilihat
mempunyai kedalaman makna dan kadang dibuat tidak bolak balik, sedangkan
batik printing, meskipun sulit dibedakan, tetapi goresannya kaku dan
gambarnya tidak mempunyai kedalaman makna.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar